Juli 2016 nanti, agenda internasional bertajuk Prepatory Committe Meeting 3 (PrepCom3) for Habitat III digelar di Kota Surabaya, dan sebagai tuan rumah, Surabaya siap menggelar acara pertemuan persiapan terakhir sebelum konferensi United Nation Habitat III 2016 di Quito, Ekuador ini dengan sukses.
Rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini, tentunya bergantung pada peran serta semua elemen di Kota Pahlawan. Termasuk dari Asosiasi Perhotelan. Guna mengajak Asosiasi Perhotelan ikut berperan, pihak panitia mengundang para general manager hotel di Surabaya dalam rapat di ruang sidang Sekda Surabaya, Rabu (13/1).
Hadir dalam agenda tersebut perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Lana Winayanti, agenda Prepatory Committe Meeting 3 for Habitat III di Surabaya 25-27 Juli nanti, diperkirakan dihadiri 2460 peserta yang berasal dari 136 negara.
Menurut Lana, jumlah peserta Prepatory Committe 3 for Habitat III akan jauh lebih banyak dibanding Prepatory Committe 1 di New York, Amerika Serikat pada September 2014 lalu dan Prepatory Committe 2 di Nairobi, Kenya pada April 2015 yang dihadiri kurang lebih 1000 peserta. “Prepatory Committe 3 ini merupakan pertemuan terakhir jelang kaitan UN Habitat. Karena itu, peserta UN Habitat akan hadir. Yang datang selevel menteri. Dan hotel menjadi salah satu bagian paling penting,” ujar Lana Winayanti.
Hotel-hotel di Surabaya memang harus bersiap menerima ribuan tamu dari berbagai negara. Sebab, dengan estimasi kedatangan peserta sebanyak itu, kebutuhan akan kamar hotel di Surabaya selama tiga hari selama agenda berlangsung, tentunya akan membengkak dari momen biasa. “Kebutuhan hotel akan sangat beragam. Dari mulai hotel bintang V hingga losmen. Peserta akan melihat fasilitas dan pencitraan hotelnya melalui website hotel,” sambung Lana.
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dwityo Akoro menjelaskan, selain agenda utama pada 25-27 Juli, juga akan ada site event yang digelar pada H-2 dan H+2. Bila dirangkai, acara ini berarti berlangsung dari 23 hingga 29 Juli 2016. Dwityo menyebut delegasi dari berbagai negara akan berdatangan mulai H-2.
Terkait hotel, Dwityo berharap ada kemudahan, semisal adanya rate kamar lebih rendah bagi tamu-tamu peserta Prepatory Committe 3 dibanding tamu lainnya. Termasuk juga adanya kemudahan dalam booking kamar dan pembayaran. Pihak hotel juga perlu untuk mencantumkan keterangan berapa jauh jarak tempuh hotel dari Grand City sebagai lokasinya.
“Mudah-mudahan kami dapat rate yang betul-betul sesuai dan lebih murai dari harga di luar,” ujarnya. Dwityo juga menyebut, gelaran ini tidak hanya menjadikan Surabaya sebagai tepat acara. Tetapi juga bisa berperan sebagai local economy development dalam artian mengatrol potensi wisata dan ekonomi lokal Surabaya. “Karena itu, perlu disiapkan sekarang, apa yang khas yang bisa dijadikan oleh-oleh atau cinderamata untuk peserta,” sambung dia.
Harapan pihak panitia terhadap asosiasi perhotelan, direspon oleh perwakilan dari hotel di Surabaya. Yulianto, perwakilan dari salah satu hotel di kawasan Jemursari, yang paling penting adalah adanya koordinasi yang matang. “Harapan kami ada koordinasi dari awal sehingga kami bisa alokasikan kamar sesuai keinginan panitia. Dari awal panitia harus jelas dan pasti,” ujarnya.
Sekda Surabaya, Hendro Gunawan akan rajin berkoordinasi dengan asosiasi hotel di Surabaya. Utamanya terkait informasi tentang kebutuhan jumlah kamar. Termasuk juga pentingnya akomodasi se-misal shuttle bus yang disediakan pihak hotel menuju lokasi acara. “Kami akan percepat menginformasi-kan kepastian kamar yang dibutuhkan. Intinya jelas di awal,” ujar Sekda.
Pemkot Surabaya siap meramaikan H-2 dan H+2 agenda. Pemkot telah menyiapkan site event untuk menghibur peserta Prepatory Committe 3 fot Habitat III. “Ada site event. Ada pertunjukan teatrikal dan juga reog Ponorogo di Balai Budaya. Ketika break, peserta juga bisa menikmati wisata di Surabaya” ujarnya. Panitia juga menggagas adanya kunjungan lapangan (field trip) yakni ke kawasan nelayan di Kenjeran dan juga penataan kawasan padat penduduk. (arf/Progresif)