Bidang Pariwisata Sudah Siap Hadapi MEA

Era pasar bebas telah didepan mata. Siap tidak siap seluruh warga bangsa harus berubah menghadapi era persaingan dan perdagangan bebas ini. Tak terkecuali bagi para pelaku usaha pariwisata dan sumber daya manusianya. Kini usaha-usaha pariwisata itu beserta personalnya telah melakukan benah diri menghadapi era pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) itu.

Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Dr. H. Jarianto, MSi. Kepala Dinas yang juga Pj Bupati Trenggalek  ini mengatakan instansinya telah mendorong pelaku-pelaku usaha ataupun pekerjanya untuk melakukan sertifikasi baik usaha maupun profesinya bagi usaha-usaha yang ada di Jawa Timur. Sertifikasi itu mutlak dilakukan karena sebagai tuan rumah yang baik perlu memperlakukan tamu-tamunya dengan baik pula sesuai standard dan prosedur yang ada. Salah satunya yakni menjamin tamu agar mendapatkan pelayanan sesuai standard.
    
Jarianto mengatakan, kini telah ada 500 tenaga kerja yang sudah bersertifikasi di berbagai bidang dan akan di sertikasi lagi terhadap 500 orang lainnya tahun ini. “Industri pariwisata Jawa Timur jauh-jauh hari telah kita persiapkan dalam menghadapi pasar bebas Asean atau MEA. Kita tidak akan terkejut lagi menghadapi itu. Bahkan kita akan menjadi pe-main bukan penonton”, terang Jarianto dikantornya Jl. Wisata Menanggal Surabaya.
    
Mengenai destinasi-destinasi yang ada di Jawa Timur menurut Jarianto kini telah sadar dan juga tak kalah berbenah. Sudah banyak destinasi yang melakukan persiapan di daerah-daerah. Seperti infrastruktur-infrastruktur yang telah dibenai, sarana dan prasarananya juga dilakukan perbaikan dan pembenahan “bersolek” disana sini. “Sekarang ada banyak penambahan-penambahan hotel-hotel baru di Jawa Timur, juga jalan-jalan akses menuju lokasi wisata telah banyak dibenahi dan sarana prasarananya juga disiapkan”, lanjut Jarianto.
    
Sedangkan mengenai pemasaran pariwisata, Jarianto mengatakan, pihaknya akan terus makukan promosi-promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagai upaya itu seperti promosi dalam bentuk event bertaraf internasional semacam pameran juga akan tetap dilakukan di tahun-tahun mendatang.
   
“Pemasarannya ya kita tetap melakukan event-event bertaraf internasional seperti MTF (Majapahit Travel Fair) dan lain-lain. Untuk dalam negeri kita juga ada direct promotion di dalam negeri. Bahkan untuk kunjungan wisata dalam negeri, kita menduduki peringkat pertama di Indonesia yang terjadi selama kurang lebih lima tahun terakhir ini”, terang Jarianto.
    
Sementara itu Kepala Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Drs. Handoyo, MPd mengatakan sudah ada 102 hotel yang sudah bersertifikasi. Sertifikasi yang dilakukan ini menurut Handoyo telah berlangsung lama sebelum sertifikasi dilakukan oleh LSU (lembaga sertifikasi usaha).            

Sertifikasi tersebut sudah didapat sebelumnya melalui PHRI dan kini jumlah keseluruhan mencapai 102 hotel yang ada di Jawa Timur. “Sudah banyak hotel-hotel yang telah bersertifikasi baik yang ada di Surabaya maupun di luar Surabaya. Kalau hotelnya ada 102 jumlahnya yang terdata pada kita, termasuk hasil dari sertifikasi terdahulu yang dilakukan lembaga  dari luar LSU seperti PHRI”, terang Handoyo. Sementara itu jumlah kunjungan wisata ke jatim tahun ini mengalami peningkatan sebesar 12 persen dari tahun 2014 lalu yang hanya sebesar 463.431 orang. (man)